Menjelang 100 hari kerja Kabinet Merah Putih pada tanggal 29 Januari 2025, Jaringan Cendekiawan Muda lakukan Bincang Cendekia. Rabu, (08/01/2025)
Mengusung tema Meneropong 100 Hari Kerja Kabinet Merah Putih, kegiatan ini merefleksikan berbagai program dan kebijakan yang telah dilakasanakan Pemerintah.
Jaringan Cendekiawan Muda ini dibentuk untuk memberikan kontribusi gagasan dan sebagai forum intelektual Kebangsaan.
“Menyongsong Indonesia Emas 2045, para Cendekiawan perlu memformulasikan dan menyusun agenda – agenda strategis untuk menyiapkan generasi yang mampu menyumbang ide dan gagasan untuk Bangsa dan Negara”, tutur Muh Jusrianto sebagai Koordinator Jaringan Cendekiawan Muda.
“Dengan adanya Jaringan Cendekiawan Muda, kami optimis bahwa potensi ide gagasan tidak akan putus di kemudian hari. Sehingga kami komit merawat forum-forum intelektual untuk mempersipakan para Cendekiawan Muda ini sebagai pemimpin Bangsa”, tegas Jusrianto yang juga Sekretaris Jenderal PB HMI 2024-2026.
Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Ikrar Nusa Bhakti sebagai akademisi dan Al Hidayat Samsu., S.Pd., M.Pd, Anggota DPD RI 2024-2029.
“Presiden Prabowo pada awal periode telah menunjukkan kebijakan yang berpihak terhadap wong cilik. Sehingga harapan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah dapat dipertahankan dan merealisasikan program-program strategis”, ungkap Prof. Ikrar Nusa Bhakti.
Seperti diketahui bersama, jumlah jajaran Kabinet Merah Putih yang sangat gemuk. Ini menjadi sorotan atas kinerja di antara jajaran Kementerian dan Badan.
“Banyaknya susunan di masing-masing Kementerian dan Badan serta masih adanya Utusan Khusus. Sistem kerja yang dibangun terlihat seperti kebingungan dalam menjalankan tugas dan fungsinya”, tegas Prof. Ikrar.
Presiden Prabowo perlu mengadakan evaluasi secara berkala agar para pembantu Presiden dapat bekerja secara baik dan efektif.
Menurut Al Hidayat Samsu, menyongsong 100 hari kerja Kabinet Merah Putih masih banyak catatan masalah kerusakan lingkungan yang sedang terjadi hari ini.
“Masalah Deforetasi masih menjadi isu utama lingkungan, karena berbagai daerah maraknya bencana banjir”, ungkap Dayat sapan akabnya
Perlu dipahami, bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045. Indonesia sudah ada di periode ini.
“Itu di tunjukkan dengan banyaknya Perusahaan Start Up yang di kembangkan oleh talenta – talenta muda terbaik Bangsa ini. Hal ini perlu dirumuskan oleh Pemerintah untuk dapat membangun ekosistem usaha yang bagus dan baik”, ungkap Hidayat.
Isu hari ini, banyak talenta yang pindah menjadi warga negara asing. Ini diketahui karena kondisi Republik ini kurang kompetitif dalam pengembangan usahanya.
Dalam perjalanan 100 hari kerja, Presiden Prabowo mungkin lupa atau tidak mengucapkan terkait PHK masal maupun isu pengangguran.
“Berikutnya yang sering dilupakan untuk diucapkan oleh Presiden Prabowo pterkait PHK masal dan Pengangguran. Menurut BPS ada 7,45 juta jumlah pengangguran di Indonesia”, tegas Senator Muda ini.
Tingginya pengangguran ini akibat dari lemahnya daya beli masyarakat yang berakibat menurunnya industri dalam negeri.
“Menurut kami, lemahnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan menurunnya industri dalam negeri dikarenakan kuranganya chemistry dalam tubuh Kabinet Merah Putih”, terangnya.
Untuk mengurangi angka pengangguran ini, Hidayat senator muda asal Sulawesi Selatan ini menegaskan harus membuat kebijakan yang mendukung kegiatan perekonomian UMKM. Ini perlu diperhatikan, karena kebijakan ekonomi umkm yang inklusi dapat menjadi benteng ekonomi yang kuat untuk Bangsa ini.