Lato-Lato Analogi Upekkha (Keseimbangan Batin)

Lato-Lato Analogi Upekkha (Keseimbangan Batin)

Dewasa ini di berbagai penjuru daerah di indonesia sedang terkena musim lato-lato yang merupakan permainan antara 2 bola sedang / kecil yang saling dibenturkan sehingga berbunyi (tok, tek, tok, tek,) permainan ini tidak kenal usia anak-anak sampai orang dewasa memainkan permainan ini. Memainkan lato-lato memerlukan skill/ketrampilan secara seimbang tidak sembarang dalam mengayunkan bolanya agar bola tetap dalam benturan seirama dan tidak mencedarai penggunanya.

Bermain lato-lato yang memerlukan keseimbangan ini mengingatkan kita ajaran Buddha Dharma yang tertuang dalam Brahmavihara salah satunya Upekkha yaitu Keseimbangan Batin. Brahmavihara merupakan keadaan batin yang luhur yang diajarkan sang Buddha yang berisi Metta ( Cinta Kasih ), Karuna (Kasih sayang ), Mudita ( Simpati ) dan Upekkha (Keseimbangan Batin).

Keseimbangan Batin diperlukan bertujuan mencapai kondisi batin yang yang tidak mudah goyah dan mempunyai ketenangan sehingga tidak terpengaruh kepada hal-hal yang membuat senang sementara mupun hal-hal yang membuat penderitaan. Dunia yang penuh dengan kesenangan-kesenangan semata menguji kepribadian manusia dalam mengendalikan hawa nasfu indria. Seperti halnya ayat yang tertuang dalam syair Dhammapada Piya Vagga XVI :

“Tanhaya jayati soko, tahaya jayati bhayam. Tanhaya vippamuttassa, natthi soko kuto bhayam”. Dari Keinginan timbul kesedihan, dari keinginan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari keinginan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

Melepas keakuan/kemlekatan juga merupakan pengendalian diri yang menuntut untuk tidak melekat pada kesenangan-kesenangan semata untuk mencapai kondisi batin yang seimbang. Pada ajaran Buddha sudah tertera aturan-aturan yang bisa menuntun agar hidup lebih terarah untuk menuju hidup yang sempurna, seperti umat awam yang menjalankan Pancasila Buddhis, Samanera yang menjalankan Dasasila/10 sila dan Bhikkhu menjalankan aturan pengendalian sesuai Vinaya.

Dalam menjalankan aturan/sila dalam Agama Buddha juga menerapkan keseimbangan yang artinya tidak boleh terlalu ekstrem atupun terlalu mudah seperti pepatah Buddha mengatakan “Menjalani kehidupan ini seperti memainkan gitar , senar gitar tidak boleh terlalu kendor juga tidak boleh terlalu kencang agar menghasilkan irama yang bagus” hal inipun juga sama halnya dengan bermain Lato-lato apabila memainkannya terlalu kencang akan melukai penggunannya dan apabila terlau pelan tidak dapat berbenturan dengan pas/seirama sehingga harus dimainkan secara seimbang.

Keseimbangan Batin bukan dalam artian berbuat baik diimbangi dengan perbuatan jahat. Melainkan menjaga batin tidak terbawa arus kemelekatan dan menyadari adanya semua yang ada didunia ini mengalami perubahan (Anicca ) dan menjaga batin agar tidak diliputi Kotoran Batin (Kilesa) yang di dalamnya ada kedengkian, kemarahan, iri hati, keserakahan dan keinginan berbuat jahat.

Sang Buddha yang telah mencapai penerangan sempurna, yang telah menemukan jalan menyadari bahwa manusia mempunyai sedikit debu dimatanya yang perlu dibersihkan dan memberikan pandangan / ajaran yang dapat membantu untuk mengendalikan diri sehingga tidak tertutupi dengan kotoran batin dan merawat batin yang seimbang.

“Etanhi tumhe patipanna, dukkhassantam karissatha. Akkhato vo maya maggo, annaya sallakantanam. ( Dengan mengikuti jalan ini engkau dapat mengakhiri penderitaan dan Jalan ini pula yang kutunjukan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri Kekotoran Batin).(Dhammapada Magga Vagga,XX)

Kondisi Batin yang bersih dapat dicapai dengan menanamkan sifat luhur yang di dantaranya adalah Keseimbangan Batin (Upekkha), Pengendalian perbuatan yang didasari oleh batin yang luhur akan menuju perbuatan-perbuatan yang bajik sehingga tanaman-tanaman perbuatan bajik akan mendorong tercapainya tujuan mulia ( Nibbana ).

Penulis : Candra Aditiya Nugraha

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *