Dwi Purnomo
Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia
Emai: Dwikpoernomo111@gmail.com
ABSTRAC
Education is the main key in the development of a country. Competitive international education is very important to prepare for the golden generation in 2045. The study method used in writing this research is literature review. Literature review, namely studying various reference sources, books, journals, ebooks and similar previous research results, is useful for obtaining and gathering all relevant information. Competitive international education is an important key in preparing for the golden generation in 2045. To achieve this goal, Indonesian education must focus on developing a character-based education system, innovative technology-based curricula, as well as introducing relevant learning systems, training and skills development for educators.
Keywords: Character Education, Competitive and Golden Generation 2045
ABSTRAK
Pendidikan adalah kunci utama dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan internasional yang kompetitif sangat penting untuk mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Metode kajian yang digunakan pada penulisan penelitian ini adalah kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan yaitu mempelajari berbagai sumber-sumber referensi, buku, jurnal, ebook serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, berguna untuk mendapatkan dan mengumpulkan segala informasi yang relevan. Pendidikan internasional yang kompetitif merupakan kunci penting dalam mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Indonesia harus fokus pada pengembangan sistem pendidikan berbasis karakter, kurikulum inovatif berbasis teknologi, serta memperkenalkan sistem pembelajaran yang relevan, pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pendidik.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kompetitif dan Generasi Emas 2045

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan suatu negara, di mana pendidikan yang berkualitas akan memberikan kontribusi besar pada kemajuan ekonomi, politik, dan sosial masyarakat. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju, namun masih terdapat banyak permasalahan dalam bidang pendidikan, seperti kualitas pendidikan yang rendah, akses yang masih terbatas, dan kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa dan mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan gagasan dan upaya untuk mewujudkan pendidikan internasional yang kompetitif dan menjadikan Indonesia sebagai negara emas di bidang pendidikan.
Sesuai amanat undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa; Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah kunci utama dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan internasional yang kompetitif sangat penting untuk mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Beberapa gagasan untuk mewujudkan pendidikan internasional yang kompetitif dan menuju generasi emas pada tahun 2045. Pengembangan Sistem Pendidikan Berbasis karakter, pendidikan berbasis karakter dan teknologi sangat penting untuk mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Pemerintah perlu fokus pada pengembangan sistem pendidikan yang berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Dengan adopsi teknologi dalam pendidikan, siswa dapat memiliki akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas dan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif.
Kurikulum yang Inovatif Pendidikan internasional yang kompetitif membutuhkan kurikulum yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa depan. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga memperkenalkan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan seperti keterampilan kreativitas, keterampilan, keterampilan, dan komunikasi. Kemitraan dengan Institusi Pendidikan Internasional Terkemuka Pemerintah perlu membentuk kemitraan dengan institusi pendidikan internasional terkemuka untuk memperkuat kurikulum dan metode pengajaran di Indonesia. Ini akan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan siswa dari universitas terbaik di dunia dan memperluas wawasan mereka.
Berdasarkan data kependudukan, pada tahu 2015 hingga 2045, piramida penduduk Indonesia menunjukkan bentuk sangat ideal dengan mayoritas jumlah penduduk berusia 25 sampai 45 tahun atau usia produktif. Pada tahun 2017, usia anak sekolah atau usia pra produktif yang tersebar mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan perpendidikan tinggi memiliki proporsi paling banyak dibandingkan dengan usia produktif dan usia pasca produktif secara mengerucut. Tahun 2045 akan diperkirakan menjadi puncak produktivitas penduduk Indonesia. Dengan kata lain mulai tahun 2045, Indonesia akan memiliki bonus sumber daya manusia yang sering disebut dengan istilah bonus demografi, usia produktif yang meningkat. (Yuningsih dalam Sabit Irfani dkk, 125 : 2021).
Indonesia mempersiapkan bangkitnya generasi emas atau bonus demografi pada tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan yang maksimal dan berorientasi masa depan, yaitu mewujudkan warga negara Indonesia yang berkualitas, mandiri, maju, modern serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan dalam merekonstruksi pendidikan akan memberikan kontribusi besar bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks ini, pembangunan pendidikan meliputi berbagai dimensi yang luas, yaitu dimensi sosial, politik, budaya, dan ekonomi (Kemendikbud, 2017).
pendidikan bermutu harus diupayakan oleh semua pihak. Pendidik, baik pendidik maupun dosen merupakan kunci yang merupakan agent of change untuk menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas, religius, handal, produktif dan komperhensif melalui pelayanan pembelajaran yang prima terhadap peserta didik, sehingga diharapkan terwujudnya generasi emas Indonesia pada tahun 2045 (Kemendikbud, 2017).
METODE
Metode kajian yang digunakan pada penulisan penelitian ini adalah kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan yaitu mempelajari berbagai sumber-sumber referensi, buku, jurnal, ebook serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, berguna untuk mendapatkan dan mengumpulkan segala informasi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji (ulfatin, 2013). Metode pengumpulan data-data serta sumber- sumber yang berhubungan dengan topik penelitian disebut juga kajian kepustakaan. Analisis komparasi pendidikan yang dilakukan menggunakan studi kepustakaan dalam menggali topik- topik yang dibahas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Karakter
Sardiman (2001: 118) menyatakan bahawa Karakter ialah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada seseorang, merupakan hasil dari pembawaan lingkungan sosial sehingga dapat menentukan pola aktivitas dalam menggapai cita-citanya.
Hal senada disampaikan oleh Dharma Kesuma (2011) menyatakan yang secara etimologis, kata karakter bersalah dari bahasa inggris yaitu character yang memiliki arti watak atau sifat. Karakter ialaha nilai-nilai yang khas , baik watak, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang yang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bertabiat, bersifat, atau berwatak. Makna seperti itu berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir.
- Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter sendiri dapat dipahami proses pendidikan yang bertujuan untuk membentuk karakter seseorang dengan nilai-nilai moral dan etika yang baik. Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, dan empati.
Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, seperti keluarga dari masa kecil dan bawaan sejak lahir (Mu‟in & Sandra, 2011).
Pendidikan karakter menurut Kinanti & Kencana (2021) menyatakan ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan pendidikan karakter adapaun Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih. 2. Nasionalis Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama. 3. Mandiri Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 4. Gotong Royong Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. 5. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
Menurut pedoman kebijakan pendidikan karakter di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Puskur manusia Indonesia yang baik itu memiliki 18 karakter unggul, yaitu: 1.Religius, 2. Jujur, 3. Toleransi, 4. Disiplin, 5. Pekerja Keras, 6. Kreatif, 7. Mandiri, 8. Demokratis, 9. Rasa Ingin Tahu, 10. Semangat Kebangsaan, 11. Cinta Tanah Air, 12. Menghargai Prestasi, 13. Bersahabat/Komunikatif, 14. Cinta Damai, 15. Gemar Membaca, 16. Peduli Lingkungan, 17. Peduli Sosial, 18. Tanggung Jawab.
Dari beberapa pendapat ahli di atas pendidikan karakter sangat penting untuk di implementasikan melalui kurikulum yang inovatif dengan berbasis pada pendidikan karakter. Tentunya harapan agar siswa memiliki akhlak yang baik sesuai undang-undang dan juga memiliki karakter sesuai dengan negara Indonesia.
- Mengembangkan kurikulum yang relevan dan berkualitas
Kurikulum yang relevan dan berkualitas akan membantu siswa dan mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Pemerintah dan perpendidikan tinggi perlu memperhatikan perkembangan industri dan teknologi untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan berkualitas.
Kurikulum 2013, membuat kegiatan pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpastisipasi aktif serta menstimulasi peserta didik untuk mandiri dan kreatif sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta mental peserta didik. (Kemdikbud, 2017).
Sandi dalam Titania (83: 2020) menyatakan bahwa Pendekatan saintifik dipilih dalam kurikulum 2013 untuk melatih dan mengembangkan kecakapan yang dibutuhkan pada abad ke-21.
Ramses Simanjuntak (90:2019) menjekaskan bahwa Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku,sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik
Selanjutnya Sukmadinata dalam Ramses Simanjutak (90: 2019) menyatakan bahwa dalam memahami konsep kurikulum, setidaknya ada tiga pengertian yang harus dipahami, yaitu: 1. Kurikulum sebagai substansi atau sebagai suatu rencana belajar. 2. Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem persekolahan dan sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. 3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang kajian kurikulum, yang merupakan bidang kajian para ahli kurikulum, pendidikan dan pengajaran.
Beberapa pendapat ahli di atas mengemukakan kurikulum sebagai acuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah di cita-citakan, kurikulum yang berbasis pendidikan karakter dan juga inovatif seiring perkembangan jaman dengan memanfaatkan media teknologi akan berdampak baik dan siginifikan bagi pendidikan di Indonesia.
- Meningkatkan Kualitas Pendidik
Meningkatkan kualitas pendidik memiliki peran penting dalam memperkuat pendidikan di Indonesia. Untuk itu, diperlukan peningkatan kualitas mereka dalam hal pengajaran dan penelitian. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidik adalah dengan memberikan supervise, pelatihan, sertifikasi, dan pengakuan yang layak atas kinerja mereka.
Supervisi, Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Pendidik merupakan kunci penting dalam pendidikan internasional yang kompetitif. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan Supervisi, pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada pendidik agar dapat mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa depan.
Darmadi (161 : 2015) menyampaikan bahwa tugas pokok Pendidik antara lain: (1) menjabarkan isi kurikulum, yaitu tugas guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, seperti menyusun program tahunan, semesteran, mingguan sampai ke program harian; (2) melaksanakan pembelajaran, yakni tugas guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran, dengan memilih metode, penggunaan alat/media dalam pembelajaran; (3) melaksanakan evaluasi/penilaian; (4) melaksanakan tugas dengan rasa tanggung jawab; (5) melaksanakan disiplin dalam arti luas. Sehingga penting bagi kepala sekolah mengoptimalkan potensi kemampuan guru agar tugas pokok tersebut bisa berjalan dengan baik
Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran (Ginting dalam Roehati, 113: 2022)
Supervisi kepala sekolah, dapat meningkatkan pelaksanaan tugas pokok guru. Semua guru telah mempunyai tanggung jawab terhadap perencaan pembelajaran, transfer of knowledge kepada siswa, hingga menyusun evaluasi proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada feedback antara guru dan siswa. (Roehati, 115: 2022).
Beberapa pendapat ahli diatas menyatakan bahwa supervisi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidik, supervisi sebagai kontrol untuk pendidik agar tetap konsisten dan berjalan sesuai dengan ritme dan menjaga profesionalismenya. Selain itu, supervisi kepala sekolah kepada guru juga memiliki peran penting untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif.
Sistem pembelajaran yang inovatif dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Salah satu contoh sistem pembelajaran yang inovatif adalah blended learning, di mana siswa dapat belajar secara online dan offline dengan bantuan teknologi. Menurut Alimuddin, (2019) Director of Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services ) menilai di era masyarakat 5.0 (society 5.0) pendidik dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas.
Oleh karena itu, setiap pendidik perlu memiliki kemampuan dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran inovatif. Ada sejumlah model pembelajaran yang disebutkan dan disarankan pada kurikulum 13 tetapi sesungguhnya lebih banyak lagi model pembelajaran yang dapat dikembangkan guru sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pembelajaran pada latar (setting) sekolahnya masing-masing. Beberapa di antara model pembelajaran inovatif tersebut adalah: Project-based Learning, Discovery-Inquiry, Flipped Classroom, Blended-Blog, Game Educatif.
KESIMPULAN
Pendidikan internasional yang kompetitif merupakan kunci penting dalam mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Indonesia harus fokus pada pengembangan sistem pendidikan berbasis karakter, kurikulum inovatif berbasis teknologi, serta memperkenalkan sistem pembelajaran yang relevan, pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pendidik. Dengan adopsi gagasan ini, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan internasional yang kompetitif dan mencapai generasi emas.
REFERENSI
Alimuddin, Z. (2019). Era Masyarakat 5.0 Guru harus lebih inovatif dalam mengajar. Retrieved.
Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru profesional. Edukasi: Jurnal Pendidikan, hlm. 161–174.
Dharma Kesuma, dkk,. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 4.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatanpendidikan-karakter-jadi-pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional. Diakses pada tanggal 28 Maret 2023 Pukul 19.03 WIB
Kinanti, M. R. S., & Kencana, A. L. (2021). Penguatan pendidikan karakter dalam menghadapi standarisasi pendidikan menuju era human society 5.0. Prosiding Dan Web Seminar (Webinar)“Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society, 5.0.
Mu‟in, F., & Sandra, M. (2011). Pendidikan karakter: konstruksi teoretik & praktik. ArRuzz Media.
Puskur Balitbang Kemendiknas. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Jakarta: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 9-10
Ramses Simanjuntak. (2019). Pentingnya Penerapan Kurikulum Berbasis Penguatan Pendidikan Karakter bagi Terciptanya Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. Edukasi: Jurnal Teruna Bhakti, hlm 87-100
Ratna Megawangi. Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa (Jakarta: BPMGAS, 2004), hlm. 25
Roehati. (2022). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru Melalui Kegiatan Supervisi: Sebuah Penelitian Tindakan Sekolah, Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidik Indonesia, hlm 110-116
Sardiman AM. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 118
Sukmadinata, Nana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Kusuma Karya, 2004
Titania Widya Prameswari (2020). Merdeka Belajar : Sebuah Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini Menuju Indonesia Emas 2045. Edukasi: Jurnal Semnas Papenus, hlm. 76-86